“KEBUTUHAN GIZI DAN KECUKUPAN GIZI”
OLEH :
MISNANI
05071007020
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2009
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan dalam jangka waktu lama akan berakibat buruk terhadap kesehatan. Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi bergantung pada beberapa faktor seperti umur, gender, berat badan, iklim dan aktivitas fisik. Oleh karena itu, perlu disusun angka kecukupan gizi yang dianjurkan yang sesuai untuk rata-rata penduduk hidup didaerah tertentu. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan sebagai standar guna mencapai status gizi optimal bagi penduduk.
Angka kecukupan gizi erat kaitannya dengan konsumsi energi yang dibutuhkan setiap hari. Menurut Sastrowinoto (1985), konsumsi energi didefinisikan sebagai suatu energi yang dikeluarkan atau dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan aktivitas tertentu. Konsumsi energi pada manusia diukur dengan KiloKalori (KKal). Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO (1985) adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi. Konsumsi energi diukur secara tak langsung melalui konsumsi oksigen yang kemudian dihasilkan dengan hasil kerja. Setiap liter oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh manusia menghasilkan energi sebesar 4,8 KKal dan dinamakan nilai kalorifik dari oksigen Pada waktu bekerja, pengeluaran energi meningkat (Anita et al, 2009). Semakin banyak energi yang dikeluarkan kebutuhan energi yang harus dicukupi semakin banyak. Oleh karena itu, angka kecukupan gizi harus diperhatikan.
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia pertama kali ditetapkan pada tahun 1968 melalui Widya Karya Pangan dan Gizi yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). AKG ini kemudian ditinjau kembali pada tahun 1978, dan sejak itu secara berkala tiap lima tahun sekali (Almatsier, 2004).
Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu. Nilai asupan harian zat gizi yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi (Anonim, 2009).
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan adalah taraf konsumsi zat-zat gizi essensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi (dietary requirements). Angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, gender dan aktivitas fisik. Penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai berat rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian, bila terlalu kurus. Angka Kecukupan gizi dihitung berdasarkan berat badan idealnya. Angka kecukupan gizi tidak digunakan perorangan (Almatsier, 2004).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui angka kecukupan gizi dan kebutuhan gizi.
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ilmu gizi dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian Jum’at, 20 November 2009 pada pukul 10.00 sampai dengan selesai.
B. Bahan
Bahan yang digunakan yaitu 1) kertas, 2) pena, 3) penggaris, 4) pensil dan 5) tipe-X.
C. Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum ini adalah :
1. Praktikan dijelaskan materi tentang kebutuhan gizi dan kecukupan gizi
2. Praktikan dijelaskan materi tentang erhitungan Angka Kecukupan Gizi dan Angka Kebutuhan Energi.
3. Setiap praktikan menghitung masing-masing kebutuhan gizi dan kecukupan gizinya dari kebutuhan energi sampai dengan kebutuhan flour (Tabel Angka Kecukupan gizi 2004) bagi orang indonesia.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT = 20,72
Angka Kecukupan Gizi
AKG Energi = 1753,84 kkal
AKG Protein = 46,15 gr
AKG Vitamin A = 461,53 RE
AKG Vitamin D = 4,6153 µg
AKG Vitamin E = 13,81 mg
AKG Vitamin K = 50,76 µg
AKG Tiamin = 9,23 mg
AKG Riboflavin = 1,01 mg
AKG Niasin = 12,92 mg
AKG Asam folat = 369,23 µg
AKG Piridoksin = 1,2 mg
AKG Vitamin B12 = 2,21 µg
AKG Vitamin C = 69,23 mg
AKG Kalsium = 738,46 mg
AKG Fosfor = 553,84 mg
AKG Magnesium = 221,53 mg
AKG Besi = 24 mg
AKG Yodium = 138,46 mg
AKG Seng = 8,58 mg
AKG Selenium = 27,69 µg
AKG Mangan = 3,452 mg
AKG Flour = 2.30 mg
B. Pembahasan
Praktikum keempat ini adalah tentang kebutuhan gizi dan kecukupan gizi. Setiap orang memiliki angka kecukupan gizi yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada umur dan jenis kelamin. Angka kecukupan gizi juga tergantung pada ukuran status gizi. Ukuran status gizi untuk orang dewasa adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). Setelah dilakukan perhitungan, Ukuran status gizi saya berada pada katagori normal karena Nilai IMT saya adalah 20,72. Kategori normal nilai IMT berkisar antara18,5-25,0.
Perhitungan kecukupan gizi dianjurkan berdasarkan rata-rata patokan berat badan. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, angka kecukupan gizi saya (1753,84 kkal) lebih kecil dari standar AKG energi (1900). Perbedaan ini disebabkan karena berat badan saya (48 kg) lebih kecil dengan standar yang ditentukan (52 kg). Standar berat badan ditentukan oleh umur dan dan jenis kelamin. Semakin tinggi umur seseorang, standar berat badannya semakin tinggi. Laki-laki standar berat badannya lebih tinggi dari wanita.
AKG untuk protein, vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, tiamin, roboflavin, niasin, asam folat, piridoksin, vitamin B12, vitamin C, kalsium, fosfor, magnesium, besi, yodium, seng, selenium, mangan dan flour juga lebih kecil dari standar yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena berat badan saya lebih kecil dari berat badan standar, jadi kebutuhan energinya juga berkurang. Selain itu, tinggi badan juga mempengaruhi konsumsi makanan yang dimakan. Oleh karena itu, angka kecukupan gizi harus diperhatikan agar diketahui seberapa besar gizi yang kita perlukan setiap hari. Setelah kecukupan gizi diketahui, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui kebutuhan gizi yang bisa memenuhi kecukupan gizi.
Kebutuhan gizi juga sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh yang baik. Mulai dari energi yang harus dibutuhkan untuk metabolisme tubuh maupun untuk aktivitas sehari-hari. Energi tersebut berasal dari makanan yang dikonsumsi meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin maupun mineral. Makanan yang baik dikonsumsi adalah makanan yang beragam, bergizi dan berimbang.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi bergantung pada beberapa faktor seperti umur, gender, berat badan, iklim dan aktivitas fisik
2. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan adalah taraf konsumsi zat-zat gizi essensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat
3. Angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat
4. Kategori IMT Misnani adalah normal karena nilai IMT nya adalah 20,72
5. Misnani memiliki angka kecukupan gizi yang kurang dari angka kecukupan gizi yang telah distandarkan pada tabel angka kecukupan gizi 2004 bagi orang indonesia karena berat badan dan tinggi badan lebih kecil dari standar tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar